Air, Agama, dan Nestapa Bumi Pertiwi

Rumah KitaB konsisten memperjuangkan hak asasi manusia, lebih khusus pada perjuangan kesetaraan dan keadilan gender, membangun keberpihakan terhadap perempuan dan anak. Rumah KitaB mengkritik berbagai langkah sebagian stakeholders lokal dan nasional yang mengambil kebijakan yang berlawanan terhadap perjuangan menegakkan HAM, merusak lingkungan yang mengancam ekosistem dan kelestarian alam bumi Indonesia, khususnya mengancam keberlangsungan hidup perempuan, dan anak.

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan manusia, khususnya dalam mempertahankan kehidupannya. Alam yang lestari akan menghadirkan bumi pertiwi bak rumah besar yang membuat nyaman keluarga yang tinggal di dalamnya. Bumi pertiwi yang rusak membuat keluarga yang tinggal di dalamnya merasa terancam bahkan “seolah” terusir dari serakahnya hawa nafsu sebagian manusia yang mengancam ekosistem.

Menurunnya kualitas air dapat dilihat dari warna air di sungai-sungai Kalimantan, dan minimnya akses warga terhadap sumber-sumber air bersih akibat bencana kekeringan yang dipicu oleh aktivitas bisnis pertambangan, dan bisnis perkebunan sawit, 

Bencana banjir juga salah satu dampak yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan di Kalimantan yang menutup pusat-pusat penampungan air alami di hutan dan rawa. Salah urus tata ruang menyebabkan banjir di berbagai tempat di pulau Jawa, seperti Jakarta, Karawang, Bandung, Semarang, dan lainnya.

Berbicara lingkungan tidak akan bunyi tanpa berbicara agama. Tapi sedikit yang mengamalkan agama dalam konteks eko-religius. Sebagaimana yang pernah dikritik oleh KH. Sahal Mahfudz, seorang ulama karismatik di zamannya, bahwa manusia adalah makhluk yang paling bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan. 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Rum: 41)

Aktivitas bisnis yang berlawanan dengan kelestarian alam jauh lebih banyak dibanding upaya melestarikannya. Sebagian orang lebih senang merusak kelestarian bumi demi melestarikan kehidupan mewah dan berkecukupan, meninggalkan “BUMI” dalam kehancuran, dan meninggalkan nestapa bagi kehidupan perempuan dan anak di sekitarnya, yang bertahan hidup dari air bersih, seperti menyediakan makanan dan minuman bagi bayi dan keluarnya, mencuci, berjualan, dan lainnya.. Kanjeng Nabi besar Muhammad Saw., sejak 14 abad lalu menyarankan para pengikutnya untuk senantiasa merawat dan melestarikan “bumi”.

عن أنس رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم [مَا مِن مُسلم يَغرِسُ غَرْسًا أو يَزرَعُ زَرْعًا فيأكُلُ مِنه طَيرٌ أو إنسَانٌ أو بهيْمَةٌ إلا كان لهُ بهِ صَدقَةٌ

“Tidaklah seorang muslim menanam suatu pohon atau bercocok tanam, lalu dimakan oleh burung atau manusia atau hewan kecuali baginya (pahala) sedekah karena itu” (HR. Bukhari no 2152 dan Muslim no. 2904).

Kerusakan lingkungan di bumi pertiwi makin marak pasca era reformasi, data kementerian lingkungan hidup tahun 2012, terdapat 300 titik kerusakan alam di Indonesia yang diakibatkan pertambangan, perkebunan sawit, aktivitas deforestasi lainnya. Berdasarkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup, tercatat ada penurunan yakni pada 2009 sebesar 59,79%, 2010 sebesar 61,7%, 2011 sebesar 60,84%, bahkan sejak 12 tahun silam (2012) Indonesia hanya memiliki luas hutan sebesar 48,7%.

اتَّقُوْا المَلَاعِيُنَ الثَّلَاثَ: البرَّاز في الْمَوَارِدِ والظِّلِّ, وَ قَارِعَةِ الطَّرِيْقِ

“Takutlah kalian tiga tempat yang dilaknat; buang air besar di tempat saluran air, naungan pohon (yang biasa digunakan untuk bernaung) dan jalanan umum” (HR Ibnu Majah, no. 328) 

Jelas Nabi mengutuk bahkan melaknat perbuatan yang merusak lingkungan.[]

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.