Kisah Ajaib Imam Al-Ghazali
Dalam sebuah majlis ilmu, Abu Hamid ibn Muhammad al-Ghazali (1058-1111 M) ‘disidang’ para ulama Baghdad. Pasalnya, Al-Ghazali seringkali mengutip sejumlah hadits yang dinilai dha’if (lemah). Bahkan memasukkan hadits-hadits maudhu’ (palsu) dalam beberapa karyanya.
“Kenapa anda berbuat demikian?” tanya seorang ulama menghakimi.
Al-Ghazali yang dijuluki Hujjatul Islam itu menjawab dengan tenang. “Para ulama yang mulia, saya menyeleksi hadits menggunakan cara yang berbeda dengan Anda semua. Cara saya hanya dengan mencium hadits tersebut. Jika tercium semerbak wangi, maka hadits itu shahih. Sebaliknya, jika tidak tercium harum, maka hadits itu dha’if atau maudhu’. Inilah yang disebut dengan thariqah al-mukasyafah (metode penyingkapan metafisika).” Para ulama yang ada di majelis itu pun terkagum.
Kisah tersebut termaktub dalam buku berjudul “Kisah-Kisah Ajaib Imam Al-Ghazali” yang ditulis Mukti Ali. Dalam buku setebal 404 halaman ini, penulis menghimpun 39 kisah ajaib yang dirujuk dari sejumlah kitab-kitab klasik, baik yang ditulis oleh al-Ghazali sendiri ataupun dari literatur klasik lainnya seperti kitab “Nashaih al-‘Ibad” karya Imam Nawawi al-Bantani.
Di antara kisah ajaib lainnya adalah mengenai kesaksian seorang sufi bernama Arif al-Kabir al-Yamani Ahmad al-Shayyad yang melihat Imam al-Ghazali dibawa Nabi Khidhir dan para malaikat menuju langit ketujuh. Ada pula kisah mengenai kemampuan al-Ghazali yang mengundang para sufi melalui mimpi.
Sejumlah ulama percaya, al-Ghazali merupakan seorang sufi yang mencapai derajat wali. Misalnya seperti yang dikisahkan Syaikh Al-Arif Abu Hasan al-Syadzili. Mursyid sekaligus pendiri Thariqat Syadziliyah itu bermimpi melihat Nabi Muhammad Saw. berbincang dengan Nabi Musa as. dan Isa as.
“Apakah ada di antara umat kalian berdua seorang alim seperti Imam al-Ghazali ini?” tanya Rasulullah.
Keduanya menjawab serentak, “Tidak ada dari umat kami seorang alim seperti Imam al-Ghazali.”
Mimpi yang diceritakan al-Syadzili kepada Ibn al-Subuki itu menunjukkan bahwa kewalian al-Ghazali diakui para Nabi.
Sebagai ulama besar, kehidupan Imam al-Ghazali banyak ditulis oleh sejumlah akademisi dari Timur dan Barat. Sejumlah karya tulis itu umumnya membahas mengenai biografi al-Ghazali serta pemikiran-pemikirannya dalam berbagai aspek. Sebagai contoh adalah buku berjudul Konsep Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan yang ditulis oleh Abu Muhammad Iqbal. Namun baru buku berjudul “Kisah-Kisah Ajaib Imam Al-Ghazali” ini yang memberikan sudut pandang lain dan unik mengenai sosok yang bergelar Hujjatul Islam.
__________________________
Peresensi: Ade Faizal Alami
Info Buku
Judul: Kisah-Kisah Ajaib Imam Al-Ghazali
Penulis: Mukti Ali
Penerbit: Mentari Media
Jumlah halaman: 404 halaman
Cetakan Pertama: Mei 2017
629079 457131I got what you intend, saved to favorites , really decent internet web site . 476703
802392 908676An attention-grabbing dialogue is worth comment. I feel that its best to write extra on this subject, it wont be a taboo subject even so normally individuals are not sufficient to speak on such topics. Towards the next. Cheers 82356