Proyek Pencegahan Ekstremisme, Convey Indonesia, Menyelenggarakan Acara Convey Day 2020

Dalam rangka merayakan 3 tahun perjalanan Convey Indonesia, UNDP Indonesia dan PPIM (Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat) UIN Syarif Hidayatullah menyelenggarakan acara Convey Day 2020 dengan mengusung tema  “Be Inspiring, Be Tolerant” di Djakarta Ballroom Theater Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin 17/20.

Convey Indonesia adalah proyek perdamaian dan pencegahan ekstremisme kekerasan di Indonesia dengan berbasis pada potensi pendidikan agama untuk meningkatkan kesadaran dan ketahanan publik terhadap intoleransi, radikalisme dan ekstremisme kekerasan.

Pidato pertama disampaikan Christoph Bahuet selaku koordinator UNDP Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia telah menginspirasi bangsa lain dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika nya.

“Indonesia dengan Pancasila dan  Bhineka Tunggal Ika, telah menginspirasi bangsa lain tentang nilai toleransi di dalam kehidupan yang multikultural untuk tetap rukun saling menghormati satu sama lain” ungkapnya.

Meskipun begitu dari SURVEY NASIONAL “API DALAM SEKAM” Convey Indonesia, generasi muda adalah kelompok paling rentan terhadap infiltrasi paham radikalisme dan ekstremisme. Celah masuknya begitu beragam, baik dari pemahaman agama yang masih rendah, internet, lingkungan pertemanan, psikologis dan bahkan sekolah. (PPIM UIN Jakarta,2017)

Christoph Bahuet menambahkan, Convey dalam 3 tahun terakhir melakukan penelitian intolerasi dan diskriminasi di lingkungan pendidikan Indonesia. Penyebaran nilai-nilai Islam moderat termasuk bagian dari kampanye Convey.

Acara yang dihadiri oleh beberapa pembicara yang menyampaikan kesamaan visi dan misi dalam menciptakan perdamaian ini antara lain Peace Generation Irfan Amale, Pakar dan Praktisi Pendidikan Indonesia Najeela Shihab, Staff Khusus Presiden Ayu Kartika Dewi, dan Komika Pandji Pragiwaksono, serta penyanyi Glenn Fredly.

Pimpinan Tim Convey, Jamhari Makruf dalam pidatonya menyampaikan gerakan Convey adalah gerakan sosial untuk anak muda yang memiliki peran untuk menjembatani kerukunan antar umat beragama.

“Anak muda miliki peran penting dalam menjembatani kerukunan bangsa ini. Ada dua kunci untuk kesuksesannya, pertama buka pikiran dan kedua jaga etika sosial”

Acara ini dihadiri sekitar 400 orang yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan negara sahabat, penggerak LSM dan komunitas, akademisi dan pendidik, serta generasi milenial.

Beberapa tujuan dasar dari Convey Day ini adalah pertama, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengetahuan berbasis data (Evidence-based knowledge). Kedua, membangun generasi milenial yang kritis terbuka dan empatik terhadap kebinekaan dalam konteks kewargaan dan kebangsaan. Ketiga, untuk memperkuat kolaborasi antar pelbagai pemangku kepentingan untuk membangun Indonesia yang damai dan harmonis.

Pentingnya pembaharuan dan penggunaan data basis riset oleh organisasi mahasiswa di setiap program yang akan di kerjakan disampaikan Yunita Faela Nisa selaku perwakilan PPIM UIN Jakarta.

“Program-program organisasi kemahasiswaan biasanya ikut berdasarkan program tahun sebelumnya, sedangkan fakta di lapangan mungkin berubah, maka perlunya di setiap program tersebut untuk bersandar pada data atau riset terbaru”. [Fay]

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses