Diskusi Kitab Jihadi Seri II Yayasan Rumah Kita Bersama
KAMIS, 10 Maret 2016, Rumah KitaB kembali menyelenggarakan diskusi terkait isu radikal jihadi dengan tema “al-Tarbiyah al-Jihâdîyyah: Abdullah Azam dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Terorisme di Dunia Islam dan Indonesia.” Ulil Abshar Abdalla dan Mukti Ali didapuk sebagai pembicara. Rumah KitaB tertarik mendiskusikan sosok Abdullah Azam karena ia dikenal sebagai raksasa ideolog di kalangan jihadis.
Diskusi ini dipandu langsung oleh Ibu Lies Marcoes, Direktur Rumah KitaB. Dalam ulasannya ia mengatakan bahwa setelah Era Reformasi terjadi peningkatan aktivitas kelompok fundamentalis. Mereka sangat aktif membuat tulisan di dunia maya tentang berbagai isu, di antaranya soal haramnya KB, sehingga ketika klik di google yang keluar adalah pandangan mereka yang mengharamkan KB. Demikian juga soal jihad yang kerap keluar adalah pandangan-pandangan mereka, sehingga para pembaca dunia maya sudah disajikan berbagai bacaan yang negatif. Oleh karena itu, Rumah KitaB menyajikan kajian teks kegamaan, karena teks merupakan jantungnya sebuah ideologi.
Seperti diskusi sebelumnya, Fadillah Dwiyanti Putri, peneliti Rumah KitaB, diberi kesempatan untuk mempresentasikan grafik pengunjung website Rumah KitaB yang sejak bulan Januari 2016 mengalami kenaikan karena mengangkat isu radikalisme. Pada Januari website Rumah KitaB menjangkau 3200 viewers, Februari mengalami kenaikan menjadi 4700 viewers. Secara keseluruhan sejak diluncurkan pertengahan 2015 hingga Februari 2016 terdapat 17800 viewers yang telah mengunjungi website Rumah KitaB. Jumlah ini bertambah di bulan Februari menjadi 22.000 viewers karena isu radikalisme.
Menurutnya, setelah acara diskusi seri pertama pada 4 Februari 2016 lalu, Rumah KitaB menduduki posisi ke-4 dalam hasil pencarian di Google. Kata kunci “terorisme” mengalami kenaikan secara umum di dunia maya, puncaknya setelah tragedi bom Paris dan Sarinah, di mana banyak orang yang mulai intens mendiskusikan isu terorisme. Dalam waktu dua bulan, November – Desember 2015 terdapat 870.000.000 viewers di seluruh dunia mencari isu-isu terorisme. Namun hanya sebagian kecil saja situs yang menyuguhkan kajian kitab gerakan radikal seperti yang dilakukan beberapa kampus, dan itu pun belum selengkap kajian kitab yang diulas secara kritis oleh Rumah KitaB. Di sini Rumah KitaB berhasil memenuhi kebutuhan pembaca dan peneliti terkait isu-isu radikalisme yang dianalisis dari sudut pandang teks keagamaan.
Mukti Ali, pembicara dalam diskusi ini, mengulas secara panjang lebar latar belakang Abdullah Azam. Menurutnya, Abdullah Azam merupakan salah seorang figur utama gerakan jihad di dunia Islam. Ratusan tulisan dan pidatonya dinilai mampu menghadirkan semangat jihad di dalam diri umat Muslim. Ia lahir pada tahun 1941 di desa al-Ba’ah al-Hartiyeh, provinsi Jenin di sebelah barat Sungai Yordan. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan lanjutan di desanya, ia melanjutkan ke Khadorri College di dekat kota Tulkarem dan mengambil jurusan pertanian. Setelah wisuda ia bekerja sebagai seorang guru di desa Adder, Yordania. Kemudian ia melanjutkan studinya di Sharia College pada Universitas Damaskus sampai memperoleh gelar B.A. pada tahun 1966. Setelah tahun 1967 pada Perang Enam Hari dan Israel menduduki Tepi Barat, ia pindah ke Yordania dan bergabung dengan Ikhwanul Muslimin Palestina. Hal ini menjadi titik awal keterlibatannya dalam gerakan jihad.
Abdullah Azam pergi ke Mesir untuk melanjutkan studi Islam di Universitas Al-Azhar Kairo dan mendapat gelar master di bidang syariat. Ia kembali mengajar pada Universitas Jordan di Amman dan pada tahun 1971. Selanjutnya ia kembali ke Universitas Al-Azhar dan memperoleh Ph.D dalam bidang Ushul Fiqh pada tahun 1973.
Semangat Abdullah Azam dalam menggeluti dunia jihad semakin berkobar ketika ia pindah ke Peshawar pada tahun 1980. Di sana ia mendirikan Baitul Anshar, sebuah lembaga yang menghimpun bantuan untuk para mujahid Afganistan. Ia menerbitkan sebuah majalah sebagai media umat Muslim. Lewat majalah inilah ia menggedor kesadaran umat Muslim tentang jihad. Baginya, jihad di Afganistan adalah tuntutan Islam dan menjadi tanggung jawab umat Muslim di seluruh dunia. Seruannya itu tidak sia-sia. Jihad di Afghanistan berubah menjadi jihad universal yang diikuti oleh seluruh umat Muslim di pelosok dunia. Para pemuda muslim dari seluruh dunia yang terpanggil oleh fatwa-fatwa Abdullah Azam, bergabung dengan para mujahidin Afganistan.
Jihad di Afghanistan telah menjadikan Abdullah Azam sebagai tokoh dalam gerakan jihad. Ia menjadi idola para mujahid muda. Ia sangat berperan dalam mengubah pemikiran umat Muslim akan pentingnya jihad di Afghanistan. Penghargaannya terhadap jihad sangat besar. Ia mengajak seluruh keluarganya memahami dan memiliki semangat yang sama dengan dirinya. Istrinya menjadi pengasuh anak-anak yatim dan pekerja sosial di Afganistan.
Komitmen Abdullah Azam terhadap jihad sangat tinggi. Jihad sudah menjadi filosofi hidupnya. Ia berjanji untuk terus berjihad sampat titik darah penghabisan. Mati syahid sebagai mujahid itulah cita-citanya. Wajar kalau kemudian pada masa hidupnya ia menjadi tokoh rujukan dalam berjihad. Fatwa-fatwanya tentang jihad selalu dinanti-nantikan oleh para mujahid muslim.
Pengaruh Abdullah Azam di Indonesia sangat besar. Ideologi jihadnya pertama kali dikonsumsi oleh Abu Bakar Ba’asyir dan Abdullah Sungkar. Kedua orang ini merupakan teroris paling dicari oleh rezim Orde Baru.
Berdasarkan kesaksian para veteran Afganistan seperti Nasir Abbas dan Imam Samudera, Abdullah Azam dianggap seperti Soekarno yang seketika dapat membakar semangatnya, meyakinkan orang agar segera berperang di medan jihad, Afganistan. Karya-karya Abdullah Azam tentang jihad banyak diajarkan kepada para jihadis yang datang dari berbagai Negara dan membakar semangat mereka untuk berjihad. Imam Samudera yang saat itu mengikuti pelatihan milisi jihad di Afganistan sangat terkesima dengan Abdullah Azam dan karya-karyanya. Bukan hanya Imam Samudera yang kagum pada pemikiran jihad Abdullah Azam, generasi awal para pelaku bom di Indonesia merupakan produk pelatihan jihadis di Afganistan yang loyal pada pemikiran Abdullah Azam, termasuk Dulmatin, seorang jihadis yang berhasil menyusup masuk ke Aceh memanfaatkan kondisi Aceh pasca Tsunami yang penuh sesak oleh para relawan, dan berhasil mengadakan pelatihan militer di sebuah hutan di Aceh.
Pertanyaannya, apakah Azam ini juga berpengaruh di kelompok ISIS di Indonesia? Kalau kita lihat tokohnya yang dibaiat oleh Abu Bakar Ba’asyir itu merupakan komunitas Anshorud Daulah yang menggunakan karya-karya Abdullah Azam sebagai kurikulum utama organisasi. Semua itu berkat tangan dingin Abu Bakar Ba’asyir, seorang veteran perang Afganistan, yang memperkenalkan karya-karya Abdullah Azam di kalangan jihadis di Indonesia.
Sementara itu, Ulil Abshar Abdalla menjelaskan bahwa Abdullah Azam sangat tertarik dengan model penafsiran dan analisis Sayyid Qutub mengenai surah al-Taubah yang banyak disebut sebagai surah al-Qitȃl (Surat Peperangan). Surat al-Taubah menjadi referensi unggulan dan pavorit bacaan para jihadis, termasuk di Indonesia (seperti Abu Bakar Ba’asyir, Imam Samudera dan lainnya), dalam melancarkan aksinya. Pandangan Sayyid Qutub dalam tafsir “Fȋ Zhilȃl al-Qur’an” sangat memberi pengaruh dalam pemikiran Abdullah Azam.
Abdullah Azam mengkategorikan umat Musli menjadi dua golongan. Pertama, orang Islam tapi Islamis. Kedua, orang Islam tapi tidak Islamis, seperti orang NU dan Muhammadiyah, karena tidak menganggap jihad sebagai suatu aksi berperang melawan musuh (kafir), bagi orang NU dan Muhammadiyah yang dimaksud yaitu tidak harus perang, misalnya jihad dalam pendidikan, jihad membantu fakir miskin, dan jihad dalam bidang social-ekonomi lainnya. Nah, yang dimaksud orang Islam yang Islamis yaitu memasukkan jihad ke dalam aksi peperangan melawan kafir dan itu dimasukkan ke dalam materi keimanan wajib. Mereka terpengaruh sekali dengan pandangan revolusi ala marksisme.
Salah satu tokoh ikhwanul Muslimin yang pernah jadi pemuja marksisme, yaitu Syukri Mustafa. Sebelum menjadi fundamentalis ia merupakan seorang yang sangat mengagumi doktrin marksisme, sehingga ketika ia menjadi seorang fundamentalis ia sangat militan. Gagasan marksisme banyak diadopsi ke dalam ideologi fundamentalis modern. Mereka tertarik dengan gagasan kelompok elit kecil yang menjadi pelopor perubahan. Sesuatu yang pernah digagas oleh Bung Karno dengan yang tujuannya untuk mengubah dunia. Sayyid Qutub dan Abdullah Azam menganggap bahwa kedaulatan itu hanya milik Tuhan, dan manusia tidak memiliki kedaulatan.
Jihad bagi Sayyid Qutub dan Abdullah Azam bertujuan untuk memberi kebebasan beragama. Bagi keduanya, manusia pada dasarnya tidak bebas memilih untuk menyembunyikan kebenaran. Selama masih terdapat ketidak bebasan itu maka jihad mesti dijalankan oleh setiap muslim. Jihad bagi keduanya merupakan hal yang sangat mendasar menentukan seorang muslim Islamis atau tidak. Jadi Negara Thȃghȗt itu bagi mereka merupakan penghalang untuk menjalankan ritual ibadah mereka, maka Negara yang seperti itu mesti dihancurkan agar umat Islam bias menjalankan konsep al-Hâkimîyyah.
Terma jihad ini mendominasi mayoritas karya Abdullah Azam. Jihad menjadi fardh ‘ayn yang wajib dijalan setiap orang muslim, bahkan dalam keadaan tertentu jihad itu derajatnya lebih tinggi dari pada shalat. Bahkan shalat itu bisa ditinggal untuk berjihad, seperti kisah Nabi Saw. ketika perang Khandaq Nabi melewatkan shalat Ashar ke Maghrib. Menurutnya, sejak runtuhnya spanyol pada abad 15 menjadi kewajiban umat Muslim untuk berjihad, saat itu Spanyol lambat laun dikuasai oleh kekuatan kafir, sejak itu pula semua muslim wajib berjihad.
Bagi Abdullah Azam, tanah kalau sudah pernah dikuasai oleh umat Muslim itu milik umat Muslim, seperti Spanyol. Salah satu referensi mengenai itu, tanah yang pernah dikuasai oleh umat Muslim merupakan hak negeri Muslim selamanya menjadi salah satu referensi di kalangan pesantren NU. Namun kenapa orang NU tidak jihadis? Bedanya, jihad ala Abdullah Azam, Sayyid Qutub dan Abu A’la al-Maududi berada di dalam kerangka jihad islamisme, sementara jihadnya orang NU berada dalam kerangka nasionalisme seperti membela tanah air dari penjajah dulu. Abdullah Azam-lah yang merubah model jihad dari yang sebelumnya tradisional yang hanya dalam frame nasionalisme menjadi jihad trans nasional, dan laboratoriumnya adalah Afganistan. Ia ingin para jihadis Afganistan bermuara ke Palestina, namun mendapat pertentangan di dalam kelompok jihadis Afganistan sendiri.
Abdullah Azam meninggal tragis dalam sebuah tragedi bom mobil. Ia meninggal bersama kedua anaknya. Hingga saat ini tidak ada yang tahu siapa pelaku pembunuhannya. Kabarnya ia terbunuh karena suatu persaingan.
Abdullah Azam sangat popular di kalangan Islam fundamentalis. Di antaranya berkat karyanya berjudul, “Ȃyȃt al-Rahmȃn fî Jihâd al-Afghân”; sebuah buku yang mengulas berbagai fenomena keajaiban yang terjadi di dalam perang di Afganistan. Buku itu hanyalah salah satu karya dari 250 karya yang berhasil ditulis Abdullah Azam yang membuatnya menjadi jihadis terproduktif sepanjang masa. Dakwahnya tidak hanya sebatas di Afganistan dan Pakistan tetapi juga Eropa dan Amerika. Ia mendengungkan keutamaan berjihad di Afganistan. Bebasnya Abdullah Azam bergerak di Eropa dan Amerika karena mendapat dukungan dari Amerika Serikat sendiri bersama Saudi Arabia yang saat itu banyak mendukung Ikhwanul Muslimin, namun sekarang Saudi Arabia banyak mengkritik Ikhwanul Muslimin. Kebetulan saat itu orang Ikhwanul Muslimin banyak yang pintar sehingga diperbantukan mengajar di berbagai universitas di Saudi Arabia. Saudi Arabia memberi proteksi orang Ikhwanul Muslimin karena punya kepentingan bersama Amerika untuk menghancurkan sosialisme di negeri Arab. Amerika yang saat itu dalam situasi perang dingin dengan Uni Soviet memanfaatkan Saudi Arabia untuk membendung paham sosialisme di negeri-negeri Arab. Saat itu orang Ikhwanul Muslimin paling diandalkan dalam melawan sosialisme Uni Soviet. Karena itu orang-orang seperti Abdullah Azam dibantu dengan dana yang luar biasa besar. Namun Amerika saat itu tidak sadar tengah memelihara anak singa yang bila sudah besar akan menyerang balik mereka.[]
168418 610796Oh my goodness! an wonderful article dude. Thank you Even so My business is experiencing dilemma with ur rss . Dont know why Unable to subscribe to it. Can there be anyone obtaining identical rss dilemma? Anybody who knows kindly respond. Thnkx 722346