Mohamad Fauzi Sukri. Pernah belajar di pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, lalu kuliah di Sastra Inggris (American Studies) di kampus negeri di Solo. Minat bacaannya meliputi filsafat pendidikan, ekonomi politik, filsafat agama, dan sastra. Saat ini sedang meneliti masalah pendidikan di Indonesia awal abad ke-20 dan awal revolusi kemerdekaan. Telah menerbitkan buku Guru dan Berguru (2015), Pembaca Serakah (2018), dan Bahasa Ruang, Ruang Puitik (2018), Berguru pada Huruf (2023), Kuasa Aksara (2023).
Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apa dia dibunuh? (QS. at-Takwir, 81: 8-9) Seandainya Nabi Ibrahim as. hanya punya anak perempuan untuk dikurbankan, seandainya Ismail (atau Ishak menurut Alkitab) adalah seorang anak perempuan, apakah peristiwa pengurbanan itu akan sebegitu menggetarkan umat manusia? Untuk menjawab pertanyaan menggugat ini, kita perlu menengok […]