Idul Fitri: Hari Besar Persaudaraan
Idul Fitri adalah kesempatan yang baik untuk mencairkan es persaingan, menekankan perlunya persaudaraan, rekonsiliasi, toleransi, dan saling memaafkan.
Betapapun besarnya perbedaan di antara kita, kita dituntut untuk melupakan perbedaan di hari yang fitri (suci), dengan meningkatkan iman dan takwa setelah menghabiskan waktu bulan suci Ramadhan, dan mengabdikan komitmen terhadap nilai-nilai luhur Islam serta menyebarkan cinta kasih dan perdamaian di kalangan umat.
Idul Fitri adalah kesempatan untuk menyucikan jiwa, berjabat tangan, memaafkan, dan menerima orang lain dengan cinta dan kasih sayang untuk mencapai masyarakat yang penuh kasih dan kohesif, seperti diibaratkan oleh Rasulullah Saw. sebagai satu tubuh, yang menekankan bahwa memaafkan dan bersabar adalah jalan menuju surga, sesuai dengan firman Allah Swt.,
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ، الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan,” [Q.S. Ali Imran: 134].
Toleransi dan memaafkan adalah dasar dari kehidupan yang bahagia dan indah, bebas dari kesulitan dan kesusahan. Ketika seseorang bertoleransi terhadap orang lain, ia pasti akan merasa bahagia dan akan menjalani seluruh hidupnya dengan bahagia karena toleransi membangun jembatan cinta, persaudaraan, kasih sayang, dan ketenangan, menjalin hubungan antar manusia yang intim, memenangkan cinta sesama, dan mendobrak penghalang yang ditempatkan oleh kesombongan. Artinya, Idul Fitri mempunyai pesan luhur untuk mensucikan hati dari perasaan negatif kebencian dan dendam, menggantikannya dengan perasaan positif kemanusiaan.
Moral yang Tinggi
Idul Fitri adalah kesempatan untuk berakhlak mulia dan rukun. Salah satu tindakan terpenting dalam kesempatan ini adalah menjaga silaturahmi dengan sanak saudara, meningkatkan perasaan positif di antara keluarga, orang terkasih, teman, tetangga, dan kolega di tempat kerja. Semua ini merupakan faktor penting bagi keberhasilan dan keunggulan dalam kehidupan sosial dan profesional. Rasulullah Saw. mengingatkan agar tidak memutus tali silaturrahim,
لا يدخل الجنة قاطع رحم
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahim.”
Tidak ada cara yang dapat meningkatkan keterhubungan dan kesatuan umat Muslim kecuali dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. tersebut. Beliau memerintahkan untuk berbuat kebajikan dan menjalin koneksi serta relasi, menyebarkan perdamaian dan memberi makan, memperbaiki etika dan moral yang akan mempererat tali silaturahmi dan melanggengkan keakraban, serta meningkatkan kasih sayang dan rasa cinta antar sesama. Dan ini merupakan kesempatan berharga bagi setiap umat Muslim untuk membuka lembaran baru dalam bidang hubungan sosial.
Idul Fitri adalah ajang kesucian dan keterbukaan jiwa, serta kemuliaan emosi, oleh karena itu hendaknya seorang muslim memanfaatkan kesempatan ini untuk bergaul dengan orang lain dengan menunjukkan sikap memaafkan dan meminta maaf.
Hak Kemasyarakatan
Salah satu ritual dan syariat terbesar Islam adalah menjaga persaudaraan, persatuan, dan kekerabatan. Semua ini Allah sebut sebagai hak.
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan,” [Q.S. al-Isra`: 26].
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu,” [Q.S. al-Nisa`: 36].
Di dalam ayat-ayat ini dijelaskan bahwa salah satu pilar agama adalah pemberian hak dan hak kemasyarakatan, yang menandakan bahwa Islam adalah agama kemasyarakatan, kemanusiaan, serta merupakan agama yang penuh kebajikan dan rahmat kepada alam semesta.
Ayat-ayat ini menyuratkan perintah untuk senantiasa melakukan kebaikan kepada sesama manusia (al-ihsan li al-nas), misalnya: kebaikan kepada fakir miskin (al-ihsan li al-fuqara` wa al-masakin), dan komunikasi sosial dan kemasyarakatan (al-tawashul al-ijtima’iy wa al-mujtama’iy). Allah Swt. berfirman,
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ، فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ، وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin,” [Q.S. al-Ma’un: 1 – 3].
Di sini Allah langsung menyebutkan masalah kemanusiaan dan masalah kemasyarakatan, dan juga sebagian dari ketentuan-ketentuan Islam: “وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ” (Dan enggan [menolong dengan] barang berguna),” [Q.S. al-Ma’un: 7]. Yang disebut “الْمَاعُونَ” (pertolongan) adalah memberi kebaikan, berkerja sama, dan mengeluarkan harta untuk membantu sesama. Ini semua merupakan urusan kemasyarakatan yang wajib, yang sejak awal telah diatur dalam Islam.
Idul Fitri merupakan kesempatan untuk berbahagia, saling berkunjung, saling bertukar ucapan selamat, dan saling berjabat tangan sesama umat Muslim. Abu Hurairah ra. meriwayatkan sebuah hadits, bahwa Nabi Saw. bersabda,
إن المسلم إذا صافح أخاه تحاتت خطاياهما كما يتحات ورق الشجر
“Tatkala seorang muslim berjabat tangan dengan saudaranya nicaya dosa-dosa keduanya akan berguguran. Seperti halnya bergugurnya daun pepohonan.”
Nabi Saw. mengatur semua itu untuk jalinan komunikasi masyarakat, meningkatkan rasa persaudaraan, dengan mengungkapkan kegembiraan dan kebahagiaan, serta mengubur kesedihan. Dengan demikian, Idul Fitri adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk bertoleransi terhadap diri sendiri dan orang lain.[]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!